Halaman

Kamis, 20 Desember 2012

(review) skripSHIT kisah sesat mahasiswa abadi


kali ini gue bakal ngejudge nge review tentang skripshit nya bang alitt doi adalah mapala, but mapala yg di maksud bukan (MAhasiswa Pencinta aLAm) tapi MAhasiswa PAling LAma
sebenernya ini bukan bukunya doi yg pertama buku pertamanya itu shitlicious terus di susul ama si gado gado



“Hidup ini bagai skripsi…banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah…bagi mereka yang pantang menyerah.” Begitulah tagline yang ditulis Alitt di akhir tulisan “sesat” nya ini.
Skripsi. Benda satu ini sudah tentu banyak yang kenal. Dari kalangan mahasiswa bahkan hingga orang awam sekalipun tahu apa itu skripsi. Skripsi adalah tugas akhir sebagai syarat untuk meraih gelar S1. Cerita seputar “skripsi” ini lah yang dipelesetkan Alit Susanto dalam buku keduanya yang berjudul “SKRIPSHIT”. Bagi sebagian besar mahasiswa, skripsi adalah momok penghalang kelulusan. Dengan pernyataan-pernyatan penuh emosi, melalui novel ini Alit seakan ingin menunjukkan bahwa Skripsi adalah sebuah “ritual” yang tidak adil

Dengan sajian bahasa ala remaja , Skripshit nya Alitt akan menuntut para pembaca memasuki sebuah petualangan sesat di rimba kampus hingga akhirnya “memaksa” Alitt pun tersesat dan menjadi “Teen-Masterholic” alias “Kaum Semester Belasan.”

klo yg mau tau penampakanya ini bukunya


harga : Rp 41.000

penerbit : BUKUNE

penulis : alitt susanto

di balik buku ini tertulis sinopsis sesatnya bang alitt
gini tulisannya
"MAPALA, Mahasiswa Paling Lama. Ya, itu adalah gelar yang melekat di diri gue. Bayangin aja, belasan semester dan ratusan SKS sudah gue jalani dengan status mahasiswa, dan gue belum juga berhasil meraih mimpi memegang ijazah dan memakai toga.
Gara-gara status ini pula, gue jadi punya skill tambahan
pintar ngeles
misalnya ada yang nanya, " Lo kuliah kok gak lulus-lulus?
emang ngambil apa sih?"
gue jawab, "Ngabil hikmahnya...."

Atau kalau ada adik-adik angkatan yang masih unyu nanya,
"Kakak angkatan berapa"
Gue jawab, "Dua ribu tua...."

tapi sebenarnya, tidak lulus dulu adalah pilihan gue.
For your information, gue paling takut kalo dapet gelar "Pengangguran". Di mata gue, sebutan "Mahasiswa" itu lebih enak didengar dari pada "Sarjana pengaangguran". Ditambah lagi pepatah dari negeri seberang yang selalu terngiang di telinga:
"Wisuda itu adalah pengaangguran yang tertunda."

Oke yang itu gue ngeles aja sih 

ini gue, sang Tuna-wisuda, dan cerita gue tentang bertahan hidup di kampus...."

itu tadi sinopsis dari buku sesatnya 

hampir sama dengan tulisan Alitt sebelumnya, novel ini semakin lantang menyuarakankaapesan sang penulis menjalani hidupnya. Namun keberadaan tulisan ini jauh lebih dewasa dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sebagai penulis yang masih terbilang baru, Alitt terbilang sangat piawai dalam bertutur. Seperti pada bab Life is a Journey, dengan piawai, Alit memainkan “reverse psyschology” dan menyulap novelnya menjadi sebuah “Komedi yang Punya Hati.” Penuh balutan makna dan pesan – pesan tersirat yang mengajak pembaca untuk terus berjuang dan lebih menghargai hidup itu sendiri.
    
















2 komentar: